13:07
MEUREUDU - Sejumlah pangkalan gas elpiji 3 kg di Pidie Jaya, meminta agar DPRK serta Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi setempat menertibkan restoran serta rumah makan yang menggunakan gas bersubsidi, elpiji 3 kg.
“Selama ini, baik dewan maupun Disperindagkop kerap luput mengawasi restoran dan rumah makan milik kalangan orang berduit yang menggunakan gas bagi masyarakat miskin,” sebut Irfan Sofyan, selaku agen pangkalan gas di Kecamatan Trienggadeng, Pijay.
Menurut Irfan, selama ini umumnya, pedagang baik di restoran dan rumah makan di delapan kecamatan di Pijay lebih leluasa menggunakan gas bersubsidi dari pemerintah. Namun, dalam perjalanannya justru agen pangkalan yang menjadi sorotan pihak dewan dan Disperindagkop.
“Tak hanya mereka saja, tetapi para pejabat kelas teras Pemerintah Pidie Jaya atau berhubungan erat dengan pemerintah juga para Dewan terhormat menggunakan gas rakyat itu,” paparnya.
Sebelumnya, dewan melalui Komisi B telah meminta Disperindagkop untuk melakukan penertiban penyaluran gas pada tingkat agen nakal yang kerap menjual gas bersubsidi ke pedagang-pedagang yang memborong dalam partai besar.
Mereka selanjutnya menjual kembali di atas Harga Enceran Tertingi (HET), Rp 18.000/tabung. Namun, umumnya masyarakat memperoleh gas setelah ditampung pedagang dengan harga melonjak tinggi hingga mencapai Rp 35.000/tabung.
