Jombang - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meminta mahasiswa bisa menjadi wiraswasta setelah lulus dari perguruan tinggi, sehingga bisa mengabdikan langsung ilmu yang didapat.
"Saat ini sudah masuk era kompetisi global, tapi seringkali terlambat mengantisipasi. Baru kaget ketika Januari 2016 sudah MEA (era Masyarakat Ekonomi Asean)," katanya ditemui setelah kegiatan wisuda di Kampus Universitas Daru Ulum Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu.
Ia mengatakan, dalam MEA terdapat ternyata terdapat pola-pola kompetensi yang juga terkait dengan perguruan tinggi, dimana perguruan tinggi harus bisa berkontribusi. Adanya peningkatan kemampuan dari perguruan tinggi dibutuhkan agar lulusannya mampu bersaing dengan negara-negara lain.
Ia juga menambahkan, kemampuan pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa diikuti dengan produktivitas. Untuk itu, perguruan tinggi harus mampu membuat berbagai terobosan agar lulusannya siap berkompetisi dengan negara lain.
Khofifah mengaku, mempunyai pengalaman saat kelulusan anaknya di perguruan tinggi. Saat menyambut dirinya, anaknya tersebut sangat bahagia, namun ketika duduk mendadak susah. Anaknya khawatir harus bekerja dimana setelah selesai wisuda, padahal ia menginginkan agar anaknya memikirkan pendidikan mengingat usianya masih 18 tahun saat wisuda.
"Jadi itu pertanyaan yang sering kali muncul di pikiran wisudawan (bekerja setelah selesai lulus kuliah)," katanya dihadapan para wisudawan.
Namun, ia mengingatkan bahwa rahman Allah akan turun dengan tetap berbaik sangka pada Tuhan. Dengan berbaik sangka, Allah akan memberikan pekerjaan untuk melanjutkan kehidupan.
Mensos juga mengingatkan agar para wisudawan tidak selalu berpikiran untuk mencari kerja di kantor mana, melainkan belajar menjadi wiraswasta. Pemerintah saat ini telah mengucurkan anggaran untuk kredit usaha rakyat (KUR) yang besarnya mencapai Rp260 triliun. Pemerintah juga telah menetapkan bunga KUR yang sangat rendah, dimana hanya 9 persen dan kemungkinan tahun depan turun 7 persen.
Program itu, kata dia bisa mendorong masyarakat untuk lebih berkembang dan tidak terlibat dalam rentenir. Selain itu, program itu juga jauh lebih terjangkau ketimbang harus meminjam ke rentenir. Padahal, hingga kini masih ada rentenir yang meminta bunga hingga 48 persen.
"Harusnya dengan bunga 9 persen tidak ada lagi rentenir, apalagi tahun depan, dimana bunga turun menjadi 7 persen mestinya wajib tidak ada rentenir," tegasnya.
Mensos mengatakan, masyarakat khususnya pemuda harus memanfaatkan kesempatan ini. Ia juga meminta para wisudawan tidak terlalu khawatir dengan rejeki yang diberikan Tuhan dan berharap mereka bisa berkarya semaksimal mungkin.
Berita Terhangat
-
BANDA ACEH - Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengaku telah menerima keluhan dari warganya yang kerap bepergian ke sejumlah daerah di p...
-
Setiap silaturrahmi Ir H Tarmizi A Karim dengan relawan, simpatisannya dan elemen masyarakat, ada pemandangan yang “ganjil” menarik per...
-
Bakal calon gubernur Jakarta Sandiaga Uno hari ini kedatangan musisi yang juga ingin maju di Pilgub Jakarta, Ahmad Dhani. Mereka berdua be...
-
BOGOR - Kepolisian tak sembarangan dalam melakukan operasi razia di jalan raya. Ada aturan yang harus ditaati oleh anggota polisi saat...
-
Prof. Yusril Ihza Mahendra yang terhormat, Adalah hak setiap warga negara Indonesia yang memenuhi persyaratan UU untuk memilih d...
-
BIREUEN - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BJPS) Kesehatan, tidak menanggung biaya pengobatan untuk korban kecelakaan lalu lintas (lak...
-
Begini ceritanya : Waktu itu Warga sedang mengendap-endap saat lampu ruang tamu di rumah itu mendadak dimatikan. Televisi yang tadi...
-
Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk kembali maju Pilgub DK...
-
Jakarta -Hingga minggu ketiga Februari 2016, total realisasi penerbitan SBN neto telah mencapai Rp 102,2 triliun atau 31,2% dari targe...
-
Tim Gabungan Polsek Pidie dan Opsnal Sat Intelkam Polres Pidie berhasil menangkap tujuh tersangka pelemparan Bus Simpati Star BL 7776 A...